Idul Adha Sebagai Pedoman Kehidupan Masyarakat Indonesia
Oleh: Ayub Oktaviano
Idul Adha atau Hari Raya Kurban adalah hari raya umat Islam di mana pada hari itu di peringati suatu peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yaitu suatu peristiwa ketika Allah menurunkan perintah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail sebagai wujud ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah.
Oleh karena itu Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah kemudian dipanggilnya Nabi Ismail, lalu berkatalah Nabi Ibrahim kepada Ismail, “Hai anakku aku mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih kamu, apakah kamu bersedia?” Karena ketaatan baik Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail lalu keduanya memulai perintah untuk melakukan penyembelihan.Karena ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Allah akhirnya menyuruh malaikat Jibril untuk menggantikan Nabi Ismail dengan sebuah hewan yaitu kambing.
Dengan adanya sejarah dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ini, maka umat Islam mengenang dan memeringatinya sebagai Idul Adha atau juga disebut Idul Kurban. Banyak sekali makna yang terkandung dalam peringatan Idul Adha antaralain masalah sosial, misalnya: dengan adanya Hari Idul Fitri dapat diartikan sebagai hari berbagi dengan sesame sehingga akan terjalin kebersamaan dalam masyarakat.
Pada kenyataan peringatan Hari Raya Idul Adha ini belum maknanya belum bisa dicapai oleh seluruh lapisan masyarakat kita, masyarakat kita sekarang sudah mengalami pergeseran budaya, norma, adab dan sebagainya sehingga perilakunya sudah tidak bisa dikatakan sebagai manusia, lebih tepatnya adalah hewan karena masyarakat kita sekarang ini sudah tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Merosotnya moral masyarakat Indonesia ini banyak di sebabkan oleh beberapa faktor, khususnya perkembangan teknologi yang tidak disertai dengan keimanan yang kuat. Akibatnya sering terjadi pembunuhan sadis, pemerkosaan, perampokan, korupsi, kolusi, nepotisme oleh karena itu tidak sesuai lagi manusia disebut sebagai manusia, karena manusia dibekali hati dan akal atau pikiran yang membedakan manusia dengan hewan. Dengan dibekalinya hatiu dan pikiran itu tidak menjamin perilaku manusia akan selalu baik, bahkan terkadang perilaku manusia melebihi hewan saat mereka berjauhan dari iman.
Dengan peringatan Hari Raya Idul Adha yang mempunyai nilai-nilai agama, sosial dapat dijadikan renungan bagi kita sendiri khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk mengoreksi perilaku kita agar menjadi lebih baik. Oleh karena itu untuk melihat lebih jauh lagi tentang makna dan pengaplikasian peringatan Hari Raya Idul Adha ini saya, Ayub Oktaviano mewawancarai Ustadz H. Agus Abdulah S, Ag. Seorang Ustadz sekaligus dosen luar biasa Agama Islam di Uninus Bandung.
Berikut wawancaranya:
Menurut Anda apa makna Idul Adha?
Marilah kita lihat pengertian Idul Adha, Idul adha berasal dari bahasa arab yang dapat diartikan berkurban, Idul Adha adalah suatu peristiwa di mana pada saat itu untuk menguji hambanya, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya yaitu nabi Ismail sebagai wujud ketaatan kepada Allah, namun akhirnya Allah menggantikan Nabi Ismail dengan sebuah kambing. Dalam hal ini terdapat makna hablum minallah (Hubungan dengan Allah) dan hablum minanas (hubungan antara manusia) sebagai perwujudan ketaatan manusia pada Allah maupun kebersamaan antara sesama manusia.
Berkaitan dengan Nabi Ibrahim, apakah ajaran agama yang dibawa nabi Ibrahim dahulu juga dapat dikatakan Agama Islam. Bukankah pembawa Agama Islam Adalah Nabi Muhammad?
Dalam hal ini harus ada hal yang diluruskan dalam pengertiannya sehingga tidak menyelewengkan makna yang sebenarnya, perlu pengklarifikasian yaitu bahwa setiap Agama yang diajarkan oleh nabi-nabi (rasulullah) sebelum Nabi Muhammad adalah ajaran Agama Islam. Hal itu banyak dijelaskan pada dalam Al-quran, jadi sangat salah jika menyatakan apa hubungan ajaran agama Nabi Ibrahim ini dengan syariat Islam? karena yang dikatakan Islam adalah tunduk dan dan patuh terhadap Allah. Oleh karena itu ajaran agama yang di bawa oleh Nabi Ibrahim itu juga ajaran Agama Islam.
Dengan ketundukan dan kepatuhan terhadap Allah itu akan membimbing dan membawa setiap manusia mendapatkan keselamatan baik di dunia dan akhirat nantinya.
Nilai-nilai sosial apa saja yang terkandung dalam peringatan Idul Adha?
Mungkin adanya nilai kebersamaan, nilai silaturahim yaitu dengan adanya Hari Raya Kurban tadi. Nilai kebersamaannya yaitu saat kita yang mempunyai rizki dengan ikut kurban karena menginginkan agar juga rizki kita juga dinikmati orang lain, seperti kita tahu rizki yang diberikan Allah kepada kita itu sebagian adalah kepunyaan orang-orang yang tidak mampu.
Nilai yang kedua yaitu silaturahmi dalam hal ini akan terwujud saat kita melakukan sholat Idul Adha disana kita akan bertemu orang-orang dan disinilah terjadi aiang silaturahim.
Apa keterkaitan antara ibadah Haji dengan Idul Adha?
Dapat dikatakan peristiwa kurban dengan Ibadah Haji adalah satu paket. Pada tanggal 8 (tarwiyah), 9 Dzulhijah adalah wukuf di tanggal 10 Dzulhijah sebagai puncak dari ibadah Haji diadakannya Idul Adha atau Idul kurban, kemudian dilanjutkan dengan sunah-sunah Ibadah Haji yaitu Towaf, Sa’i dan sebagainya yang merupakan perwujudan dari hablum minallah (hubungan dengan Allah).Tidak sampai pada hubungan Allah saja, tanpa kita melakukan kesalehan terhadap kehidupan di masyarakat oleh karena itu bentuk kesalehan kita terhadap sesama manusia diwujudkan dengan berkurban.
Dalam kaitan ini orang yang telah melakukan ibadah haji harus menjadi tamu Allah selama-lamanya sekalipun sudah bertahun-tahun tetapi hatinya tetap wukuf terhadap Allah, Sa’i terhadap Allah karena inilah yang diharapkan dalam ibadah haji.
Bagaimana konteks Idul Adha sebagai ritual keagamaan khususnya Agama Islam?
Jadi di sini yang dapat dikatakan konteks ritual Idul Adha adalah ibadah yang langsung diperintahkan oleh Allah, yang di dalamnya termuat syariat yang tidak boleh ditawar-tawar. Seperti syariat yang diperintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail, dan akhirnya karena ketaatan keduanya digantilah Nabi Ismail oleh Allah yang mengutus malaikat Jibril dengan kambing. Berbeda dengan kita yang diuji hanya dengan berkorban kambing, sapi, unta dan sejenisnya, disini dapat dilihat sejauh mana ketaatan dan keyakinan kita sebagai hamba Allah.
Ada salah satu ayat yang berbunyi Laiyanilullaha luhumukum walladimaukum walakiyanaluhu taqwa yang berarti bahwa sebuah kurban pada Idul Adha tidak dinilai dari jumlah daging yang diberikan tapi dengan sejauh mana ketaatan dan keyakinan kita terhadap Allah.
Bagaimana Idul Adha dikaitkan dengan kehidupan sosial?
Keterkaitan dengan kehidupan sosial atau hablum minanas (hubungan dengan sesama manusia) adalah membentuk bagaimana kita terlahir sebagaimana sesosok manusia yang memiliki kepekaan terhadap masalah sosial. Dalam hal ini kita mengetahui bahwa pada hari raya Idul Adha terdapat pemotongan hewan kurban dan pembagian daging hewan kepada masyarakat (fakir dan miskin), ada hadits yang artinya sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi manusia lainnya dan itulah makna fislafat ibadah kurban dalam kehidupan sosial.
Bagaimana seharusnya umat muslim bertindak menyambut Idul Adha ini?
Bagi kaum muslim yang mampu, mengingat Hari raya Idul Adha berdekatan dengan Ibadah Haji ya bagi yang mampu tunaikanlah haji, yang kedua jika tidak mampu berhaji maka ikutlah berkurban, dan bagi yang tidak mampu berkurban maka tunaikanlah filsafah Idul Adha. Jangan menganggap hal ini sebagai ceremonial saja yang tidak membentuk kepekaan sosial masyarakat.
Ada hadis rasul yang diartikan “Barang siapa saat berlangsungnya Ibadah Kurban mampu untuk berkurban (dalam hal materiil) namun tidak berkurban maka seseorang itu saat mati akan di matikan dalam kondisi Yahudi dan dibangkitkan dalam kondisi nasrani karena apa? karena tidak ada kepekaan sosial yang dimiliki seseorang tersebut.
Bagaimana membawa konteks ritual Idul Adha kedalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia sekarang mengingat diperingatinya Idul Adha hanya setahun sekali?
Nabi Muhammad pernah berkata, “Bahwa pada suatu saat nanti akan timbul umat tang mengaku dirinya muslim dan mukmin namun akhlaknya lebih rendah dari pada hewan.” Dalam hal ini korban harus dijadikan momentum karena saat manusia kehilangan akal dan perasaaannya maka manusia itu akan seperti hewan, sebagai contoh saat ini sering terjadi pembunuhan anak oleh orang tuannya, orang tua dibunuh anaknya, dan sebagainya.
Dikaitkan dengan peringatan kurban dan ibadah haji sangat tepat diterapkan saat ini yaitu kita harus mengedepankan sisi silaturahmi dan sisi kebersamaan, dan pengorbanan
Terkait saat peristiwa penyembelihan nabi Ismail, kemudian Allah mengutus malaikat Jibril menggantikan nabi Ismail dengan hewan (domba). Apa filosofi yang terkandung didalamnya?
Dalam hal ini mengapa dipilihnya hewan untuk menggantikan Ismail karena, pada intinya kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim untuk sebuah pembuktian ketaatan beliau kepada Allah. Dalam hal ini filosofisnya adalah bahwa hewan yang dipilih untuk disembelih yaitu agar manusia mengerti dan dapat menghilangkan sifat-sifat hewan yang ada pada diri manusia, misalnya: sifat hewan yang tidak bisa mengontrol nafsu, tidak bisa membedakan hal yang baik dan yang buruk.
Dengan hilangnya sifat-sifat hewan pada diri manusia Insyaallah manusia akan selalu mendapat ridho dan rahmat dari Allah yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
Selain surat Ibrahim dalam Al-quran adaka hsurat yang memuat makna kurban?
Iya ada, yaitu surat Al-Kautsar “Ina A’ Taina Kal Kautsar Fassali li Rabbikawanhar Inasa niakahualabtar” yang berarti sesungguhnya kami (Allah) telah memberikan kenikmatan yang besar kepada kalian (manusia), oleh karena itu sholatlah kamu sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah, kemudaian lakukanlah kurban (dan berkurbanlah kamu wahai manusia).
Dalam surat tersebut ditekankan bahwa ada hubungan antara manusia dengan Allah dan Manusia dengan manusia berkaitan dengan Hari Raya Idul Adha.
Nikmat apa saja yang diberikan Allah dapat dirasakan setiap manusia akibat berkurban?
Nikmat Allah tidak akan bisa terhitung yang telah diberikan kepada kita, namun pada intinya saya menggolongkannya ada empat, yaitu: yang pertama adalah rizki (harta kekayaan) ini adalah nikmat yang terkecil dan nilainya terendah, yang kedua adalah nikmat kesehatan mengapa kaesehatan? Karena tanpa kesehatan harta benda, jabatan itu tidak akan berguna sama sekali bagi kita. Yang ketiga nikmat umur dengan adanya umur yang tersisa ini marilah kita berusaha menjadi umat yang taat dan patuh terhadap Allah. Dan yang keempat yang lebih besar dari nikmat itu semua adalah nikmat iman artinya apa? Bahwa kesemua harta, kesehatan, umur tidak akan berguna lagi saat Allah mengambilnya, karena imanlah yang akan menemani kita saat di akhirat nanti.
Apa harapan Anda ke depan dengan diperingatinya Idul Adha ini, terikaitkan permasalahan sosial yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia sekarang?
Harapan saya ke depan adalah bahwa dengan diperingatinya Hari Raya Idul Adha yang pertama akan meningkatkan,keimanan, ketaqwaan seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim, yang kedua adalah meningkatkan kesalehan sosok muslim dan muslimah, dan yang ketiga yaitu filsafat mengapa kurban dilakukan pada binatang yaitu marilah kita bersama-sama membuang jauh sifat-sifat binatang yang ada dalam diri kita semoga dengan tercapainya penerapan peringatan hari Idul Adha akan mengubah masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan dalam kehidupan sehari-harinya dijiwai semangat dan filsafah Hari Raya Idul Adha.
1 komentar:
wah idul adha....
pasti di kost bakar2 nie..
klo lagi kaga ada daging ya..
bakar jemuran ato rumahnya bapak kost juga gpp..
biar tambah rame....:P
Posting Komentar