Selasa, 15 Januari 2008

Comment yaK

Kawasan 3 in 1: Wisata Pantai di Kabupaten Bantul Yogyakarta

Oleh: Ayub Oktaviano

Sewaktu Anda masih duduk di Taman Kanak-kanak setidaknya Anda pernah mendengar, bahkan pernah menyanyikan lagu yang berjudul “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”, sekedar mengingatkan kembali lagu ini mempunyai lirik

Nenek Moyangku seorang pelaut

Gemar mengarung luas samudera

Menerjang ombak tiada takut

Menempuh badai sudah biasa

Angin bertiup layar terkembang

Ombak berdebur di tepi pantai

Pemuda berani bangkit sekarang

Ke laut kita beramai-ramai

Saat Anda naik ke Sekolah Dasar, atau jenjang lebih tinggi, tentunya Anda juga memahami apabila kawsan perairan di negeri ini lebih luas dua setengah kalinya luas kawasan daratan.

Dengan luas kawasan laut sekitar 5176800 km², Indonesia juga disebut sebagai negara maritim, negara kelautan. Bahkan setiap pulau di Indonesia tentu dikelilingi oleh lautan. Di tepian daratan, yang merupakan pertemuan darat dan laut kita mengenal istilah pantai. Karenanya, kawasan pantai menjadi salah satu obyek wisata yang paling favorit bagi wisatawan-wisatawan lokal, domestik maupun dari manca negara.

Tak hanya di Bali, bahkan dari pulau Sumatera hingga Irian atau dapat dikatakan hampir setiap pulau di Indonesia memiliki obyek wisata pantai.

Obyek wisata pantai biasanya lebih banyak dikunjungi wisatawan daripada obyek-obyek wisata lain. Ini menunjukkan bahwa suasana pantai itu “benar-benar pantai”, selain memiliki wilayah yang luas, di pantai kita bisa sepuasnya menghibur diri kita, baik hanya sekedar menerawang keindahan ombak yang menepi menyapu bibir pantai, merasakan hembusan angin, atau bermandikan air laut sepuasnya.

Saya tuliskan disini tentang obyek wisata pantai yang berada di Kabupaten Bantul. Siapa yang tak mengenal Kabupaten Bantul? Pastinya semua mengenalnya, baik secara langsung atau hanya sekedar mendengar namanya saja. Ya. Bantul adalah salah satu Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang namanya mencuat di berbagai media massa setelah terjadinya peristiwa gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006, Gempa tersebut memakan ribuan nyawa manusia, menghancurkan rumah-rumah, gedung-gedung sekolah, fasilitas umum dan lain sebagainya.

Kini semua telah berubah, tembok-tembok kokoh dan baru berdiri menggantikan semua bangunan yang telah hancur. Dibalik itu semua Bantul ternyata memiliki keindahan alam yang sudah tersohor, baik oleh masyarakat pribumi asli, domestik bahkan mungkin sampai ke mancanegara. Keindahan alam itu adalah obyek wisata pantai.

Daerah Bantul memiliki banyak wisata pantai, di antaranya adalah pantai Parangtritis, pantai Parang Kusuma, dan pantai Depok atau juga dikenal dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Ketiga pantai itu terletak di satu kawasan, jarak antara satu dengan yang lain tidaklah terlampau jauh, satu pantai dengan pantai lainnya hanya terpaut sekitar dua sampai empat kilometer.

Hal tersebut dikatakan oleh M. Hardi Wahyono Dosen Antropologi Pariwisata UGM yang sekaligus menjabat sebagai ketua Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pantai Parangtritis, tersohor tidak hanya dengan kawasan rekreasi pantai, tetapi juga memiliki banyak peninggalan sejarah tentunya yang berkaitan dengan cerita tentang Nyai Ratu Kidul atau juga Nyi Roro Kidul. Mungkin semua orang juga pernah mendengar tentang cerita penguasa laut selatan ini, termasuk juga Anda. Cerita tentang Nyi Roro Kidul sudah melekat atau tertanam dalam benak masyarakat Bantul, khususnya mereka yang tinggal di sekitar Pantai Selatan.

Susana pantai Parangtritis masih alami, sangat asri, nyaman untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Deburan ombak yang menyapu bibir pantai, semilir sepoi-sepoi angin laut, dan keramahtamahan masyarakat sekitar menjadi daya tarik tersendiri yang disuguhkan pantai Parangtritis.

Tak hanya sampai disitu saja daya tarik yang dimiliki pantai satu ini, di Parangtritis wisatawan juga dapat menaiki Bendi wisatawan cukup dengan membayar Rp 20 ribu satu kali putaran atau Rp 50 ribu/1 jam, Bendi akan membawa Anda beserta keluarga, sahabat, atau pacar, mengelilingi pinggiran pantai, Ada yang tahu Bendi itu apa? Bendi adalah seekor kuda yang menarik kereta kuda.

Sebagai suatu kawasan wisata alam yang sekaligus merupakan wisata budaya dan ziarah, Parangtritis telah memperlengkapi diri dengan penginapan-penginapan, rumah-rumah makan, bumi perkemahan. Untuk penginapan Anda sebagai wisatawan bisa memilih penginapan dari yang bertarif Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu per malam. Fasilitas yang disediakan oleh penginapan-penginapan berbeda-beda satu sama lain.

Menurut salah satu pemilik losmen, Pak Widyo (60) mengatakan, “Fasilitas-fasilitas penginapan yang ada tergantung dari harga sewa per malam, misalkan saja losmen milik saya ini, saya mematok tariff Rp 150 ribu per malam untuk satu kamar dengan dua tempat tidur, ditambah air minum sebagai ucapan selamat datang.”

Seperti halnya pantai-pantai yang lain, suasana pantai Parangtritis pastinya banyak dikunjungi oleh banyak wisatawan baik domestik ataupun wisatawan mancanegara. Pantai Parangtritis biasa dipenuhi wisatawan pada saat hari-hari libur. Seorang wisatawan lokal, Ari (23) mengaku sering datang ke pantai Parangtritis saat liburan, “Saya sering datang di Parangtritis kalau sedang liburan, biasanya datang pada hari Minggu,” Saat ditanya untuk apa datang ke Parangtritis? Ari menjawab “Hanya untuk menenangkan pikiran (refreshing), kebetulan saya senang dengan wisata pantai dan pantai Parangtritis salah satu pantai yang dekat dengan rumah saya, makanya saya sering datang ke sisi.”

Bagi wisatawan yang belum mengetahui letak kompleks pantai Parangtritis dan ingin berkunjung dikawasan pantai Parangtritis jangan khawatir pantai Parangtritis terletak di Kabupaten Bantul atau ± 28 km arah selatan dari pusat kota Yogyakarta.

Anda dapat memilih dua jalan. Jalan yang pertama jika Anda telah masuk daerah Pojok Beteng Wetan Anda dapat langsung menuju ke Jalan Parangtritis yang akan menghantarkan Anda ke pantai Parangtritis, jika tidak ada hambatan dari Jalan Parangtritis km nol hingga kawasan pantai dapat Anda tempuh dengan waktu sekitar 1 jam.

Bagi wisatawan yang tidak memiliki kendaraan pribadi janganlah khawatir, Anda tetap bisa berkunjung ke Parangtritis, Anda dapat langsung naik bus yang beroperasi di Jalan Parangtritis, umumnya di kaca depan bus bertuliskan “Yogya-Paris” untuk penggunaan jasa bus ini biasanya Anda akan dipungut biaya sekitar lima ribu rupiah saja.

Jalur kedua hanya teruntuk Anda, Wisatawan yang memiliki kendaraan pribadi. Anda dapat melewati daerah Kecamatan Imogiri atau desa Siluk. Jalan kedua ini sangat menarik karena melewati daerah pegununggan, Anda dapat menikmati pemandangan kota Bantul dari atas, daerah ini juga dikenal dengan nama “Puncak Kayangan”, setelah sampai di daerah Parangtritis dan masih di atas pegunungan Anda dapat menikmati keindahan pantai Parangtritis dari atas pegunungan. Bagi yang baru pertamakali datang dan melihat pantai Paraangtritis dari atas, saya tidak bisa melukiskan keindahannya, bagi saya tidak ada kata-kata yang sanggup mendeskripsikannya.

Kedua jalur tersebut memiliki keunggulan tersendiri. Keunggulan dan kekurangan, untuk jalur pertama adalah bagi Anda yang ingin langsung menuju ke Parangtritis dengan waktu yang lebih cepat daripada jalur yang kedua, kekurangannya adalah Anda akan dipungut biaya retribusi karena Anda akan melewati Tempat Pemungutan Retribusi (TPR), biaya per pengunjung adalah Rp 1500, jika Anda membawa motor roda dua akan di tambahkan biaya Rp 300, jika anda membawa mobil ditambahkan biaya Rp 500.

Keunggulan jalur kedua adalah Anda dapat sekaligus menikmati pemandagan pegunungan, keindahan pantai Parangtritis dari atas, dan Anda tidak akan dikenakan biaya retribusi. Kekurangannya adalah jaraknya lebih jauh sekitar 10 km dibandingkan jalur pertama sehingga waktu tempuhnya juga lebih lama sekitar 30 menit.

Setelah Anda menikmati pantai Parangtritis Anda dapat langsung menuju ke kompleks Parang Kusuma, letak Parang Kusuma ± dua km arah barat dari pantai Parangtritis. Menurut masyarakat sekitar Parang kusuma dianggap tempat yang paling sakral dari seluruh kompleks kawasan Parangtritis. Menurut kepercayaan Jawa dan cerita yang sudah turun temurun di Parang Kusuma ada sebuah batu besar yang dinamakan “Cempuri”, konon menurut cerita masyarakat sekitar, di Cempuri tersebut merupakan tempat bertemunya Raja-raja Kesultanan Yogyakarta dengan Kanjeng Ratu Kidul.

Sebenarnya Parang Kusuma adalah kawasan di pinggiran pantai, sekitar pantai Parang Kusuma dibuat sebuah kompleks, didalamnya dibuatkan benteng yang mengitari batu Cempuri, serta terdapat Pendopo, Pendopo yaitu semacam rumah adat Jawa.

Kompleks Parang Kusuma banyak dikunjungi oleh masyarakat yang memiliki kepercayaan-kepercayaan tertentu.

Pantai Parang Kusuma atau lebih dikenal sebagai tempat wisata ziarah ini akan ramai dikunjungi oleh para peziarahnya pada malam Selasa Kliwon, malam Jumat Kliwon, dan pada malam satu Muharram. Mungkin bagi Anda yang tertarik dan menggemari wisata ziarah tak ada salahnya Anda menyempatkan diri berkunjung di tempat ini.

Setelah mata dan tubuh Anda dibius dengan pesona keindahan pantai Parangtritis dan Parang Kusuma, masih ada satu lagi pantai di kawasan Parangtritis yang akan memanjakan perut Anda beserta keluarga, sahabat, atau pacar Anda dengan makanan-makanan hasil tangkapan para nelayan.


Namanya adalah pantai Depok atau juga dikenal dengan Tempat Pelelangan Ikan. Letak pantai Depok yaitu arah barat sekitar empat km dari Parangtritis atau dua km dari Parang Kusuma.

Untuk menuju ke pantai Depok, sudah disediakan jalan yang mulus melewati pinggiran pantai, hamparan pasir yang luas berada di sebelah kanan dan kiri jalan menuntun kita menuju ke tempat tujuan, pantai Depok. Hamparan pasir itu juga dikenal dengan nama “Gumuk Pasir Barchan”.

Di jalan yang panjangnya sekitar dua km, para wisatawan akan disuguhi lagi dengan pemandangan pantai dan lautan pasir, ini akan menjadi daya tarik tersendiri, sebuah perjalanan menuju pantai Depok.

Setelah masuk di kawasan pantai Depok, cacing dalam perut Anda mungkin akan bernyanyi bersaut-sautan, harum aroma masakan hasil laut yang berasal dari rumah-rumah makan langsung merasuk dalam perut, apalagi kalau Anda sudah sudah berada di area parkir walaupun Anda sudah kenyang, rasa lapar itu akan pasti akan datang, menghipnotis Anda untuk mencoba merasakan masakan di pantai Depok.

Para wisatawan setelah memarkirkan kendaraannya dapat langsung menuju ke kios-kios yang menjajakan hasil tangkapan laut, ada cumi-cumi, udang, kepiting, ikan bawal, sotong, ikan cucut, ikan kakap, tiram, kerang dan masih banyak lagi hasil laut yang tersedia di sana. Dibandingkan tempat-tempat lain harga-harga hasil tangkapan laut di pantai Depok jauh lebih murah, apalagi kalau sedang musim panen. Biasanya pedagang menjual ikan-ikan hasil lautnya dengan harga dihitung kiloan.

Selain menjual hasil tangkapan laut para pedagang juga menawarkan jasa memasak. Menyediakan nasi, minuman dan sebagainya. Jadi para wisatawan bisa langsung menyantap ikan di pondokan-pondokan rumah makan yang tersedia.

Sembari menunggu masakan siap dihidangkan para wisatawan sekaligus bisa menikmati pemandangan pantai bahkan bagi yang ingin bemandikan air laut, juga bisa. Langsung saja menuju pantai yang jaraknya tidak lebih dari 30 m dari kios-kios yang menjajakan hasil pantai.

Setelah makanan disajikan, para wisatawan bisa langsung menyantap masakan, di temani hembusan angin laut dan nyanyian ombak akan menambah suasana semakin nyaman.

Wisatawan dari Semarang, Pak Man (50) beserta keluarga mengaku sering berkunjung ke pantai Depok saat liburan, “Saya sering datang ke pantai Depok bersama keluarga, selain bisa untuk rekreasi saya dan keluarga tak perlu repot-repot untuk mencari makan, disini sudah tersedia bahkan harganya juga terjangkau.”

Fredi beserta teman-temannya yang waktu itu sedang merayakan hari ulang tahun, mengatakan, “walaupun baru pertama kali saya datang di pantai Depok namun ini sangat mengesankan bagi saya, selain saya bisa makan masakan hasil laut sekaligus juga bisa menikmati pemandangan pantai.”

Tak ada salahnya bagi Anda para wisatawan yang menyukai wisata pantai baik wisatawan domestik atau wisatawan manca untuk berwisata ke pantai Parangtritis, Parang Kusuma, dan pantai Depok. Hanya dengan sekali Anda membayar retribusi yang boleh dibilang murah, tiga kawasan pantai dapat Anda nikmati sekaligus.

Mengenai Ratu Kidul, para wisatawan yang mengenakan baju hijau berkunjung ke pantai Parangtritis, pantai Parangkusuma, dan pantai Depok bakal terkena celaka. Tak usah khawatir, menurut Hardi Wahyono, “Semua itu hanyalah mitos yang dikarang oleh manusia untuk menambah suasana obyek wisata semakin bertambah menarik. Anda boleh percaya boleh tidak, namun jangan sampai dengan adanya mitos tersebut Anda membatalkan rencana untuk mengunjungi tiga kawasan pantai yang terletak di Kabupaten Bantul ini. Pasti Anda akan menyesal di kemudian hari.”

1 komentar:

arghie's mengatakan...

wah ingat pantai ..inget TPI....
itu yg jual2 ikan dipantai gt....
pilih sndiri ikannya....trs minta dmasakin deh...
5000 per kilogram...hahahaha....
laen kali km aja yg bayarin yub....wakkakakaka...:P